Social Icons


twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Pages

Kamis, April 26

KIMIA MEDISINAL

Definisi
IUPAC (1974) mendefinisikan
Kimia medisinal adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari penemuan dan pengembangan obat, identifikasi dan interpretasi cara kerja senyawa aktif obat dalam tingkat molekul.

Menurut Tailor (1981) mendefinisikan
Kimia medisinal adalah ilmu kimia atau obat yang dapat memberikan efek menguntungkan terhadap kehidupan, yang melibatkan hubungan struktur kimia suatu obat dengan aktifitas biologisnya dan model kerja senyawa biologisnya, dalam rangka memperoleh efek terapeutik yang maksimal dan memperkecil efek yang tidak diinginkan.


Menurut Burger (1983) mendefinisikan
Kimia medisinal adalah ilmu pengetahuan yang merupakan cabang ilmu kimia terapeutik, digunakan dalam klinik atau hewan percobaan.

Ruang lingkup kimia medisinal menurut burger adalah sebagai berikut:
1.Isolasi dan identifikasi senyawa aktif dalam tanaman yang secara empirik sudah digunakan untuk pengobatan.
2.Sintesa struktur analog dari bentuk dasar senyawa yang mempunyai aktifitas pengobatan yang potensial.
3.Mencari struktur induk baru dengan cara sintesis senyawa organik, dengan atau tanpa berhubungan dengan zat aktif alamiah.
4.Menghubungkan struktur kimia obat dengan cara kerjanya.
5.Mengembangkan rancangan obat
6.Mengembangkan hubungan struktur kimia dengan aktifitas biologisnya melalui sifat kimia fisika dengan bantuan statistik.

Struktur dan aktifitas obat
Sifat-sifat kimia fisika merupakan dasar untuk menjelaskan aktifitas biologis obat karena:
1.Sifat kimia fisika memegang peranan penting dalam pengagngkutan obat untuk mencapai reseptor. Sebelum mencapai reseptor, molekul-molekul obat harus melalui bermacam-macam membran, berinteraksi dengan senyawa-senyawa dalam cairan luar dan dalam sel serta biopolimer. Disini sifat kimia dan fisika berperan dalam proses penyerapan dan distribusi obat sehingga kadar obat pada waktu tertentu mencapai reseptor dalam jumlah yang cukup besar.
2.Hanya obat yang mempunyai struktur dengan kekhasan yang tinggi saja yang dapat berinteraksi dengan reseptor biologis, sifat kimia fisika harus menunjang orientasi khas molekul pada permukaan reseptor.

Jenis-jenis kerja obat adalah sebagai berikut:
1.Obat berstruktur non spesifik
Obat berstruktur nonspesifik , obat yang bekerja secara langsung tidak tergantung struktur kimia. Mempunyai struktur kimia bervariasi, tidak berinteraksi dengan struktur kimia spesifik. Aktifitas
Biologis dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia fisika seperti: adsorpsi, kelarutan, aktifitas termodinamika, tegangan permukaan, potensi oksidasi reduksi, mempengaruhi permeabilitas, depolarisasi membran, koagulasi protein, dan pembentukan kompleks.
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah :
•Anastetika umum
•Hipnotika tertentu
•Bakterisida tertentu
•Antiseptik
•Anti jamur

Ciri-ciri obat yang berstruktur nonspesifik adalah :
•Obat tidak bereaksi dengan reseptor spesifik
•Kerja biologisnya berlangsung dengan aktifitas termodinamika
•Bekerja dengan dosis yang relatif besar
•Menimbulkan efek yang mirip walaupun strukturnya berbeda
•Kerjanya hampir tidak berubah pada modifikasi struktur

2.Obat berstruktur spesifik
Yaitu obat-obat yang memberikan aktifitas biologis akibat adanya ikatan obat dengan reseptor atau akseptor spesifik. Aktivitas biologisnya dihasilkan dari struktur kimia yang mengadaptasikandirinya ke dalam struktur reseptor dalam bentuk tiga dimensi dalam organisme dan membentuk kompleks.

Karakteristik obat berstruktur spesifik
•Efektif pada kadar rendah
•Modifikasi sedikit dalam struktur kimianya akan menghasilkan perubahan dalam aktifitas biologisnya
•Melibatkan kesetimbangan kadar obat dalam biofasa dan fasa eksternal
•Pada keadaan kesetimbangan, aktivitas biologisnya maksimal
•Melibatkan ikatan-ikatan kimia yang lebih kuat dibandingkan pada senyawa yang berstruktur nonspesifik.
Mekanisme obat yang mungkin terjadi
•Bekerja terhadap enzim antagonis dengan cara pengaktifan, penghambatan, atau pengaktifan kembali enzim-enzim tubuh.
•Penularan fungsi gen yang bekerja pada membran, yaitu dengan mengubah membran sel dan mempengaruhi sistem transport membran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas biologis
•Sifat kimia fisika
•Koefisien partisi
Koefisien partisi adalah kelarutan relatif zat antara dua fase yang saling tidak tercampur.
•Derajat ionisasi

EFEK FARMAKOLOGI GUGUS SPESIFIK
Modifikasi dalam molekul suatu senyawa induk adalah salah satu cara untuk mendapatkan obat baru, variasi dalam struktur akan mengubah aktivitas biologis yang ditentukan oleh sifat :
•Fisika
•Distribusi ke sel dan jaringan
•Penembusan ke enzim dan reseptor
•Cara bereaksi ke target
•Eksresi

MODIFIKASI LAMANYA AKSI OBAT
Yaitu aksi yang diperpanjang atau diperpendek, biasanya diinginkan agar obat mempunyai kerja yang diperpanjang, contoh :antibiotik sering diperlukan untuk memperoleh konsentrasi yang tinggi dan harus dipertahankan dalam darah. Ada beberapa cara yang digunakan untuk memperpanjang aksi obat:
•Esterifikasi: terutama untuk steroid seperti androgen, estrogen, progesteron, dan juga antibiotik tertentu, sperti eritromisin, oleondromisin.
•Pembentukan kompleks, seperti: vit B-12, amfetamin tannat
•Pembentukan garam, contoh: garam penisilin seperti prokain penisilin
•Pengubahan senyawa-senyawa yang tidak jenuh menjadi jenuh, contoh prednison menjadi prednisolon.
Jika ingin memperpendek lama kerja obat dapat dengan mengganti gugus kimia yang stabil dengan yang labil, contoh: substitusi ion cl dari Cl-profamid dengan gugus metil menjadi tolbutamid, karena gugus metil labil maka gugus ini segera teroksidasi menjadi karboksilat yang memberikan suatu produk inaktif, waktu paruh tolbutamid hanya 5,7 jam sedangkan klorporamid 33 jam.

Berdasarkan sumbernya dewasa ini obat digolongkan menjadi 3 diantaranya adalah :
1.Obat alamiah
Obat alamiah adalah obat yang terdapat di alam, contohnya pada tanaman, kuinon dan atropin, pada hewan contohnya minyak ikan dan hormon, serta mineral contohnya adalah belerang, Kbr
2.Obat semisintetik
Obat semisintetik adalah obat hasil sintesis yang bahan dasarnya berasal dari obat bahan alam, contoh morfin menjadi kodein dan diosgenin menjadi progesteron.
3.Obat sintetik murni
Obat sintetik murni adalah obat yang bahan dasarnya tidak berkhasiat, setelah disintesis akan didapatkan senyawa dengan khasiat farmakologis tertentu. Contoh : obat-obatan golongan analgetik-antipiretik, antihistamin dan diuretik.

Tiga fasa yang menentukan terjadinya aktifitas obat diantaranya adalah :
1.Fasa farmasetis
Fasa farmasetis meliputi proses pabrikasi, pengaturan dosis dan proses formulasi, bentuk sediaan, pemecahan bentuk sediaan dan terlarutnya zat aktif. Fasa ini berperan dalam ketersediaan obat untuk diserap oleh tubuh.
2.Fasa farmakokinetik
Fasa farmakokinetik meliputi proses penyerapan obat (Absorpsi), distribusi obat, metabolisme obat, dan Eksresi obat (ADME). Fasa ini berperan dalam ketersediaan obat untuk mencapai sasaran atau reseptor sehingga dapat menimbulkan respons biologis.
3.Fasa farmakodinamik
Fasa farmakodinamik merupakan fasa terjadinya interaksi antara obat dengan reseptor dalam jaringan sasaran. Fasa ini berperan dalam timbulnya respons biologis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar